Selamat Datang
Minggu, 17 Januari 2010
Perjuangan Tidak Merubah Takdir
4. Istirahatkan dirimu/fikiranmu daripada kerisauan mengatur kebutuhan duniamu, sebab apa yang sudah dijamin/diselesaikan oleh selainmu, tidak usah kau sibuk memikirkannya.
Kamis, 07 Januari 2010
Bersandar Diri pada Rahmat Allah
2. Keinginan untuk tajrid (melulu beribadat, tanpa berusaha dunia), padahal Allah masih menempatkan engkau pada golongan orang-orang yang harus berusaha (kasab) untuk mendapat kebutuhanmu sehari-hari, maka keinginan itu termasuk syahwat hawa nafsu yang samara (halus). Sebaliknya keinginanmu untuk berusaha kasab, padahal Allah telah menempatkan dirimu pada golongan orang yang melulu beribada tanpa kasab, maka keinginan yang demikian berarti menurun dari semangat dan tingkat yang tinggi.
Sejarah Berdirinya Yayasan


Di awali dengan berdirinya sebuah Mushola di Perumahan Anggara Graha pada tahun 2000 M, tepatnya beberapa minggu menjelang bulan Romadhon 1421 H. Dengan infrastruktur yang sederhana Alhamdulillah telah berdiri Mushola yang di beri nama “Al-Ikhlas”. Yang Alhamdulillah sesuai dengan perkembangannya pada bulan syawal 1429 H telah berubah menjadi Masjid Al-Ikhlas.
Dari Mushola inilah kemudian berkembang kegiatan warga muslim Anggara Graha, diantaranya Majlis Mirid Yasiin dan Tahlil (MAWIYATA), pengajian Ibu-ibu serta pendidikan untuk anak-anak.
Maka timbullah keinginan warga muslim untuk lebih terkoordinasinya kegiatan-kegiatan tersebut, dengan mendirikan Yayasan. Yang akhirnya gayung bersambut dengan didukung oleh pengurus Mushola (Bapak Ngadimin) pada tanggal 23 Februari 2006 keluarlah Akte Notaris Yondri Darto dengan nomer 203, resmi berdirilah “Yayasan Daarul Mukhlisiin” yang berarti Tempatnya orang-orang yang Ikhlas kepada Allah, insyAllah.
Dasar Pemikiran
1. Islam menyuruh kita bersatu, bekerjasama dalam hal kebajikan dan taqwa. Berjama’ah dalam melaksanakan perintah tersebut adalah sebesar-besar amal kebajikan, tanda taqwa yang paling tinggi dan sungguh-sungguh. “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaanNya”. (QS. Al-Maidah : 2).
2. Al-Qur’an juga memerintahkan kita untuk berjuang dijalanNya dengan organisasi yang rapi, bagaikan sebuah bangunan. Untuk dapat menghasilkan sebuah bangunan yang baik diperlukan unsur perencanaan yang teliti, struktur yang tepat dan pondasi yang kokoh dan material yang kuat, semen yang melekat pembagian fungsi dalam bangunan itu dan sebagainya.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh”. (QS. Ash-Shaf : 4).
3. Al-Qur’an memerintahkan kita : “Hendaklah ada dari kalangan kamu ummat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran : 104).
4. Kaidah Syara’ menyatakan : “Suatu kewajiban yang tidak dapat terlaksana kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib”. Sayyidina Ali pernah berkata :”Kebenaran yang tidak terorganisasi akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”.
Hakikat persekutuan musuh ini disebutkan oleh Allah dalam firmanNya :“Orang-orang kafir sebagiannya saling membantu sebagian yang lain. Jika kamu tidak berbuat demikian (bantu membantu menghadapi mereka) maka berlangsung fitnah dan kerusakan yang besar dimuka bumi”. (QS. Al-Anfal : 73).